PATI | Turun ke masyarakat untuk menyerap aspirasi, membuat Maesaroh salah satu Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Pati merasa “ngenes” karena mendapati curhatan masih banyak sekali guru khususnya guru honorer yang bergaji kecil dan kesejahteraannya tidak terjamin.
Duduk di Komisi D DPRD Pati, Maesaroh juga sempat menyoroti dan pihaknya sering protes ke Dinas Pendidikan dengan gaji pengajar sebesar tiga ratus ribu rupiah. Dan hal tersebut masih banyak terjadi pada guru yang bahkan sudah mengajar lebih dari sepuluh tahun.
Tidak hanya terjadi pada yang pendidikan formal saja, rendahnya gaji juga dirasakan oleh pengajar di madrasah atau yayasan pendidikan yang mendapatkan upah kecil. Hal tersebut tentu saja sangat memprihatinkan dan harus dipikirkan secara serius oleh pemerintah.
Politisi dari Partai Kebangkitan Bangsa ini sangat berharap bahwa presiden Indonesia yang terpilih pada Pemilu 2024 perlu memprioritaskan kesejahteraan guru demi terciptanya dunia pendidikan yang lebih baik.
Hal lain yang harus diperhatikan adalah apabila guru bergaji rendah maka guru akan lebih memilih untuk melakukan mengerjakan pekerjaan sampingan, sehingga dapat berdampak pada kualitas pendidikan yang diterima siswa karena berkurangnya pendampigan oleh guru.
Meskipun sejak 2023 lalu ada bantuan dari pemerintah pusat untuk membantu guru honorer dan sudah ada beberapa yang mengalami peningkatan, Maesaroh berharap akan ada komitmen yang lebih jelas berpihak pada kesejahteraan guru di hasil Pilpres tahun ini. Dan ini sekaligus menjadi sebuah permohonan untuk meminta dan mendesak pemerintah untuk segera menyelesaikan permasalahan peningkatan status dan kesejahteraan honorer di seluruh Indonesia.
0 komentar:
Posting Komentar