Kurangnya minat anak muda atau generasi milenial terhadap sektor pertanian mendapat tanggapan dari Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Pati, Narso.
Penyebabnya tak lain adalah rendahnya nilai tukar rupiah dari hasil panen pada sektor pertanian. sedangkan Rendahnya nilai ini dinilai oleh Narso karena tingginya biaya produksi, mulai dari pupuk hingga peralatan yang dibutuhkan dalam bertani.
Beliau berharap ada terobosan baru dari pemerintah melalui Dinas Pertanian dan Peternakan (Dispertan) dalam rangka pengadaan alat-alat pertanian.
Selaku anggota dewan, Narso memaklumi jika minat generasi muda untuk menjadi petani sangatlah rendah. Karena milenial lebih tertarik untuk kerja kantoran yang dinilai lebih menguntungkan tanpa resiko.
“Karena rendahnya nilai tukar petani itulah yang menjadikan generasi muda tidak minat terjun ke sektor pertanian. Meraka cenderung beralih ke sektor lain yang lebih menjanjjikan. Selama tidak dibarengi dengan stimulus dari pemerintah baik itu anggaran dan lainnya, itu akan tetap kesulitan. Pekerja kan mengurangi resiko, sedangkan di pertanian banyak resiko” tambah Narso.
0 komentar:
Posting Komentar