ECOPRINT, KARYA SENI MAHAL DENGAN PROSES PANJANG
PATI | Sesuai dengan namanya ecoprint, eco dari asal kata ekosistem (alam) dan print yang artinya mencetak. Batik ecoprint dibuat dengan cara mencetak dengan bahan-bahan yang terdapat di alam sekitar sebagai kain, pewarna, maupun pembuat pola motif. Berbeda dengan batik pada umumnya, ecoprint merupakan salah satu jenis batik yang metode pembuatannya memanfaatkan pewarna alami dari tanin atau zat warna daun, akar atau batang yang diletakan pada sehelai kain, kemudian kain tersebut di rebus. Dan salah satu pengrajin batik ecoprint yang bisa di temui di Kabupaten Pati adalah Pudji Hartatik pemilik brand Dhi Flora Ecoprint.
Di temui di pusat produksi Dhi Flora Ecoprint, di Desa Mertokusuman No. 26 Gg Arjuna RT 06 RW 02 Pati Wetan Kecamatan Pati Kabupaten Pati, Jawa Tengah, Pudji Hartatik menjelaskan bahwa sejak pensiun di tahun 2017, kemudian bersama teman-teman pensiunan bergabung dan mendirikan Dhi Flora di tahun 2018. Dan ecoprint sendiri adalah seni kreatif mencetak. Dan sebagai bentuk seni kreatif yang menggabungkan keajaiban alam dengan teknik mencetak motif pada kain dengan bahan organik, ecoprint pasti menghasilkan karya yang tidak pernah bisa sama atau berbeda-beda.
Dhi Flora ecoprint meyakini bahwa seni membatik ecoprint adalah karya seni yang mahal dan berproses panjang. Dan sangat layak untuk terus dikembangkan. Ketika banyak orang mungkin mulai bosan dengan seni yang konvensional dan ingin mencoba sesuatu yang lebih alami dan ramah lingkungan, ecoprint bisa dicoba. Apalagi dengan menekuni tekhnik ecoprint juga ternyata mampu dijadikan terapi mental bagi para ODGJ. Dan hal itu juga sudah dilakukan oleh kementrian sosial bersama Dhi Flora rutin pada setiap Senin, Selasa dan Rabu melakukan pendampingan untuk anak-anak rehabilitasi.
Dhi Flora Ecoprint sudah mampu mengikuti gelaran inakraf yang diselenggarakan di Jakarta pada tahun 2022 dan 2023. Sementara itu untuk pemasaran hasil karya Dhi Flora Ecoprint sudah merambah ke customer di beberapa kota besar seperti Jogja, Jakarta, Makasar, Bali, hingga NTT. Dan sangat disayangkan untuk ecoprint di Kabupaten Pati sendiri masih sangat sepi peminat.
Berbeda dengan teknik membatik pada umumnya, ecoprint harus melewati beberapa tahapan teknik utama atau dasar diantaranya teknik pukul atau pounding dan teknik kukus atau steaming. Sementara itu untuk tekhnik pewarnaan yang harus alami karena memang tujuan seni ecoprint adalah harus bisa tetap melestarikan lingkungan. Sementara itu langkah pengolahan sisa limbah dari akhir proses ecoprint juga bisa dimanfaatkan untuk menyiram tanaman. Karena sisa limbah ecoprint bisa untuk rabuk atau pupuk yang menyuburkan.
Untuk mendapatkan hasil seni ecoprint, Dhi Flora Ecoprint bisa ditemukan langsung di Galery Dhi Flora di Mertokusuman. Dan untuk jejaring sosial media bisa dikunjungi lewat Tokopedia, Shopee, instagram dan facebook di Dhi Flora Ecoprint.
0 komentar:
Posting Komentar