Terletak di perbukitan pegunungan kapur Utara Kabupaten Pati, Gua Wareh adalah salah satu obyek wisata yang terdapat di Desa Kedumulyo, Kecamatan Sukolilo, Kabupaten Pati. Ditempuh sekitar 15 km arah selatan Kota Pati, dan memiliki luas area sekitar 4,5 hektar, Gua Wareh, gua kecil yang memiliki lorong ke kiri sepanjang 100 meter. Disana terdapat sebuah terowongan sungai bawah tanah kearah kanan sepanjang kurang lebih 50 meter dan menembus sampai ke perbukitan di belakang Gua.
Sudah bukan hal rahasia jika Gua yang didalamnya mengalir air yang hijau alami, menjadi salah satu sumber air utama masyarakat setempat. Digunakan untuk kebutuhan sehari-hari seperti mengairi sawah dan ladang, hingga tempat pemandian umum. Bahkan masyarakat setempat memiliki kepercayaan bahwa jika seseorang mandi atau cuci muka dengan air tersebut bisa awet muda dan cepat mendapatkan jodoh. Sedangkan penamaan “Wareh” untuk gua ini berasal dari kalimat Bahasa Jawa yaitu Warisane Poro Linuweh ( Peninggalan Wali Berkaromah ).
Potensi wista Gua Wareh juga patut dibanggakan. Banyak hal menarik tersimpan di destinasi yang mungkin belum banyak di ketahui masyarakat luas. Ada sisi unik yang berada di bagian depan mulut gua, tepatnya di samping kanan. Terdapat tiga pohon besar yang usianya sudah mencapai ratusan tahun, dan hingga kini pohon tersebut masih rimbun dan akarnya menjalar membentuk pemandangan indah.
Menyadari banyak potensi yang ada, ketua kelompok sadar wisata ( Pokdarwis ) Semar Wareh, Adie Sapoetro mengatakan Gua Wareh menjadi salah satu destinasi wisata favorit bagi para traveller di kabupaten Pati. Pengembangan potensi wisata di Gua Wareh disuport dan dibantu oleh para pecinta alam Mapala Pati. Selain menawarkan wisata berenang, Gua Wareh juga menawarkan sensasi menelusuri bagian lorong gua sehingga merasakan nuansa alam yang diberikan. Beberapa mitos juga turut berkembang dari Gua Wareh ini, konon gua ini dipercaya menjadi tempat pertapaan sesepuh Punakawan dalam karakter pewayangan Jawa bernama Semar. Semar yang merupakan jelmaan dewa pernah datang ke Pegunungan Kendeng untuk mandi di 7 mata air, salah satunya adalah Gua Wareh. Gua wareh juga adalah saksi bisu saat Kanjeng Sunan Gresik berhasil meng-Islamkan keluarga kerajaan Majapahit.
Adie Sapoetro juga menambahkan bahwa peran pokdarwis di sekitar Gua Wareh saat ini hanya ada satu, dan besar harapan semoga akan muncul lebih banyak lagi kelompok sadar wisata yang lain untuk bisa saling mendukung mengembangkan potensi wisata di Kedumulyo. Sementara itu untuk kedepan, Adie Sapoetro juga berharap peran dan support pemerintah Kabupaten Pati untuk lebih aktif membantu mengembangkan Gua Wareh. Mengingat semenjak covid-19 belum ada lagi anggaran untuk revitalisasi.
Berangkat dari segala hal yang patut dilestarikan dari kekayaan alam yang dimiliki oleh Gua Wareh, sudah menjadi tugas kita bersama pemerintah Kabupaten Pati untuk berfikir lebih dalam bagaimana memajukan dan memaksimalkan potensi wisata Gua Wareh supaya mampu memberikan lebih banyak manfaat juga untuk masyarakat sekitar dan bersinergi dengan proses ekonomi kreatif yang didalamnya termasuk kegiatan produksi dan distribusi barang dan jasa yang mengandalkan ide dan pengetahuan dari sumber daya manusia. Contoh kecilnya adalah pembuatan kerajinan untuk cinderamata.
Adanya kolaborasi antara berbagai faktor yang berperan dalam industri kreatif, kaum intelektual, dunia usaha, dan pemerintah yang merupakan prasyarat mendasar yang akan membuahkan ide dan gagasan dan memberikan manfaat untuk semua pihak. Pengembangan dunia pariwisata untuk kedepan harus mampu tidak hanya sekedar menjual pesona tapi bisa memberikan nilai serta konsep yang berkembang dan tidak terbatas.
0 komentar:
Posting Komentar